TAK SESUAI VISI-MISI PRESIDEN, MENDIKBUD INGIN MEROMBAK KURIKULUM 2013
TAK SESUAI VISI-MISI PRESIDEN, MENDIKBUD INGIN MEROMBAK KURIKULUM 2013 - Sahabat Pembaca Setia Gentra PGRI, Artikel yang anda baca kali ini Membahas TAK SESUAI VISI-MISI PRESIDEN, MENDIKBUD INGIN MEROMBAK KURIKULUM 2013, dimana kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi yang terdapat didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel PENDIDIKAN, yang kami tulis ini dapat bermanfaat bagi anda. baiklah, selamat membaca
assalamualaikum wr wb dan salam sejahtera untuk kita semua....
Berita pendidikan seputar Kurikulum 2013 kembali kami bagikan secara terupdate dan teraktual kepada seluruh rekan pengunjung khususnya rekan-rekan yang berada dalam lingkungan satuan pendidikan ditanah air.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyebut Kurikukum 2013 tidak terlalu sinkron dengan konsep Nawa Cita yang menjadi rujukan pemerintahan Jokowi-JK.
Muhadjir menjelaskan, konsep Nawa Cita menekankan pentingnya pembangunan karakter sejak dini. Idealnya, kata dia, siswa setingkat SD mendapat pendidikan karakter dengan porsi 70 persen. Sementara 30 persen sisanya barulah porsi pendidikan ilmu pengetahuan umum. Untuk siswa setingkat SMP, porsi untuk ilmu pengetahuan ditingkatkan menjadi 40 persen dan pendidikan karakter 60 persen.
Namun, Kurikulum 2013, yang disusun oleh pemerintah sebelumnya, tidak memberikan porsi yang paling tinggi untuk pendidikan budi pekerti.
"Kalau dibolehkan, saya ingin rombak Kurikulum 2013 supaya sesuai dengan platform Nawa Cita milik Presiden. Tapi pasti akan jadi ribut," kata Muhadjir, saat membuka rapat koordinasi persiapan implementasi penjaminan mutu pendidikan di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Bengkulu, Selasa (6/9).
Muhadjir menyadari, kebijakan utama di jalur pendidikan tak boleh berganti hanya karena menterinya ganti. Karenanya, daripada mengambil keputusan untuk merombak Kurikulum 2013, ia lebih memilih untuk menyempurnakannya.
Agar Kurikulum 2013 sesuai dengan visi-misi Presiden, kata Muhadjir, maka harus ada tambahan kegiatan di sekolah yang bertujuan membangun karakter siswa. Program penguatan pendidikan karakter tersebut diimplementasikan dalam bentuk kegiatan kokurikuler, yakni kegiatan tambahan usai jam belajar yang masih dibawah pengawasan guru.
Muhadjir menegaskan, program penguatan karakter tidak akan membatalkan Kurikulum 2013. Justru, program itu akan menjadi pelengkap kurikulum yang ada.
"Oleh karena itu Dirjen sudah memilih sekolah-sekolah model yang akan menyelenggarakan program penguatan pendidikan karakter sebelum nanti ini dijadikan program skala nasional," kata dia.
Demikian informasi yang kami sampaikan seperti yang kami lansir dari republika. Silahkan like fanspage dan tetap kunjungi situs kami. Kami senantiasa memberikan berita terbaru, terhangat, terpopuler, dan teraktual yang dilansir dari berbagai sumber. Terima Kasih atas kunjungan anda Semoga informasi yang kami sampaikan ini bermanfaat dan terima kasih.